
2 Raja-raja 8:1-6
Tuhan tidak akan melupakan kebaikan yang kita tunjukkan kepada umat-Nya yang setia. Pada waktunya Tuhan akan “membalas” kebaikan itu.
Dalam teks kita hari ini, Elisa menasihati para wanita Sunem untuk melarikan diri sebelum kelaparan melanda Samaria (1). Hal ini karena perempuan dan suaminya sering mengundang Elisa untuk makan dan selalu menyediakan tempat tinggal bagi Elisa (4:8-10). Wanita ini mengungsi selama tujuh tahun (2-3). Sekembalinya, dia menghadap raja untuk mengeluh tentang rumah dan ladangnya (3). Ternyata saat itu Gehazi, pelayan Elisa, sedang menceritakan bagaimana Elisa telah menghidupkan kembali putri Sunem yang telah meninggal (4-5, cf. 4:18-37). Gehazi lalu mempersembahkan perempuan Sunem itu kepada raja, dan raja langsung menyetujui permintaan perempuan Sunem itu (5-6).
Wanita itu melarikan diri selama tujuh tahun karena dia percaya apa yang Elisa katakan. Sekembalinya, dia bisa mendapatkan kembali rumah dan ladangnya dengan cukup mudah (yang dapat diambil alih oleh pemerintah setelah perang), karena Gehazi menceritakan tentang keajaiban Elisa menghidupkan kembali putranya yang telah meninggal.
Kita percaya bahwa apa yang tampak sebagai “kebetulan” adalah takdir Tuhan yang terselubung. Tuhan menunjukkan kasih setia-Nya kepada wanita yang baik hati kepada Elisa.
Allah kita adalah Allah yang selalu menunjukkan kasih setia-Nya kepada manusia, sekalipun manusia tidak setia. Terutama bagi mereka yang beriman. Karena itu, jangan lelah berbuat baik. Padahal, seharusnya kita berbuat baik, bukan karena mengharapkan pahala, tapi karena kebaikan yang pertama kali Allah berikan kepada kita. Tidak mungkin kita berbuat baik tanpa kebaikan Tuhan terlebih dahulu kepada kita. Karena Tuhan itu penuh belas kasihan, seperti kata Paulus, pada waktunya kita akan menuai buah dari perbuatan baik kita (Galatia 6:9).
Leave a Reply