Allah yang Memberkati Umat-Nya

“Biarlah bersorak-sorai dan bersukacita orang-orang yang ingin melihat aku dibenarkan! Biarlah mereka tetap berkata: “TUHAN itu besar, Dia menginginkan keselamatan (kemakmuran) hamba-Nya!”_ Mazmur 35:27
Tahukah anda mengapa dalam kekristenan, Allah digambarkan sebagai bapak kita? Bisa jadi karena bapak dan ibu (orang tua) kita adalah satu-satunya pihak yang mencintai kita, paling sedikit mempertimbangkan siapa kita. Dalam iman Kristen pun, Allah adalah Bapa yang begitu mengasihi kita tanpa menimbang-nimbang lagi kelemahan kita, maka sama seperti seorang ayah atau ibu yang mengetahui kebutuhan dan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Bahkan sebelum anak itu lahir, orang tuanya telah menyiapkan keperluan dan merancangkan yang terbaik untuk anaknya tanpa mengkalkulasi keuntungan apapun yang bisa mereka terima balik.
Orang tua rela menyedekahkan kehidupannya, sehingga anak-anak mereka memperoleh pendidikan, kehidupan dan masa depan yang lebih balk. Allah Bapa kita pun sama bahkan lebih dari kemampuan manusiawi orang tua kita, Allah pastilah memberikan segala yang terbaik untuk kemakmuran setiap anak-anak-Nya.
Kata “kemakmuran” sendiri pada Mazmur 35:27, merupakan terjemahan dari Alkitab _New King James Version_. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia bagian akhir dari ayat ini menjadi “…Allah senang dalam kemakmuran hamba-Nya”. Teks asli “kemakmuran” dalam bahasa Ibraninya ialah “shalom”.
Kata “shalom” berkonotasi mengenal sebuah kebulatan hidup (baca: keutuhan hidup) yaitu tentang kesejahteraan, kesehatan, keamanan, kemakmuran, keutuhan, integritas, kebahagiaan, kesempurnaan dan nuansa kedamaian (damai sejahtera) baik terhadap Allah, diri sendiri, sesama dan lingkungan.
Kata “shalom” juga sering dipakai di dalam karya Allah menebus dosa-dosa manusia melalui pengorbanan sukarela Anak-Nya, Yesus di kayu salib. Sesungguhnya la juga menebus manusia dari kutuk, kemiskinan, sakit penyakit dan segala sesuatu yang membelenggu manusia. Allah ingin manusia memiliki kehidupan “shalom” sepenuhnya di atas bumi ini.
“Shalom” sejatinya adalah cerminan kodrat dan motif terdalam mengapa Allah menebus dunia. Yesus Kristus telah merintis jalan agar kita dapat memiliki persekutuan dengan Allah Bapa. Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:16), kasih-Nya tidak mengenal batas dan tanpa syarat. Kasih Allah diekspresikan dalam karya Allah memberikan kebaikan bagi ciptaan-Nya tanpa memperdulikan apa yang dirasakan-Nya sendiri. Amin [MK]
Question:
1. Apa yang Anda pahami tentang kemakmuran dalam ayat bacaan hari ini?
2. Sudahkah kehidupan Anda penuh dengan ‘shalom’? Apakah orang sekitar Anda sudah merasakannya?
Values:
Setiap warga Kerajaan Sorga seharusnya memiliki shalom di dalam kehidupannya, sehingga dia bisa bersaksi tentang-Nya kepada sekitarnya.
Kingdom Quote:
Shalom sejatinya adalah cerminan kodrat dan motif terdalam mengapa Allah menebus dunia.

See also  Berjalan di Atas Air

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*