Pada kesempatan pertemuan ini, Presiden juga menyampaikan perkembangan program vaksinasi. “Per hari ini, kita sudah mencapai 97,5 juta orang yang divaksin. Kita menduduki peringkat ketujuh di dunia sesudah RRT, India, Amerika, Brazil, Jepang dan Jerman.”
Menurut Presiden, program vaksinasi ini dapat berjalan lancer dan baik, di samping oleh kerja keras TNI dan Polri bersama pemerintah, adalah berkat topangan dan bantuan lembaga agama. “Saya menyampaikan apresiasi kepada lembaga agama atas hal ini”, lanjut Presiden.
Presiden juga mengakui adanya keluhan dari beberapa daerah karena kekurangan vaksin. Namun Presiden segera menambahkan bahwa di bulan September ini sedikitnya kita akan mendapatkan tambahan 70 juta vaksin.
Terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang melemah akibat pandemi ini, Presiden menggambarkan trend yang membaik di kuartal kedua 2021, meski sempat minus 5,32 pada kuartal pertama 2020. Inflasi juga relative terjaga, yakni 1,5, dibandingkan dengan Korsel (2,6), Singapore (2,4), Jerman (3,8) dan Amerika (5,4).
“Terhadap perekonomian yang melemah akibat pandemi ini, pemerintah telah memberikan perlindungan sosial, melalui ragam program berupa keluarga harapan, bantuan tunai, BLT Dana Desa, Kartu Sembako, Bantuan Beras, Subsidi kuota internet, diskon listrik, kartu prakerja dan bantuan subsidi upah. Selain itu, pemerintah juga menopang Nasabah PNM Mekar, yang hingga kini telah menjangkau 10,8 juta para pengusaha lemah seperti tukang bakso, dll”.
Selanjutnya Presiden memaparkan tentang rencana Ibukota Negara. “Meski kita belum memiliki UUnya, persiapan harus kita mulai”, demikian Presiden, yang seterusnya menyampaikan paparan melalui video tentang gambaran masa depan Ibukota Negara tersebut.
Menanggapi paparan Presiden, Ketua Umum NU, KH Aqil Siradj, menyampaikan apresiasinya kepada Presiden atas pertemuan silaturahim hari ini. “Diperlukan silaturahim lintas agama, lintas organisasi dan lintas budaya untuk Bersatu menghadapi pandemi ini. Kalau pemerintah jalan sendiri akan sulit. Harus Bersama ormas-ormas yang ada”, demikian Aqil Siradj. Selanjutnya Ketum NU menyatakan rasa hormat dan keprihatinannya atas banyaknya korban jiwa akibat pandemic ini, utamanya para nakes. Beliau juga menginformasikan, sebanyak 670an kyai meninggal akibat covid-19.
Sementara Sekretaris Umum PP MUhammadyah, Abdul Mukti, juga menyampaikan apresiasinya atas pertemuan hari ini, terlebih dengan gambaran optimistis yang dipaparkan oleh Presiden. “Tapi kita tetap harus hati-hati. Kami di Muhammadyah sangat hati-hati. Jangan eforia.” Selanjutnya Mukti juga menyarankan perlunya pemerintah menyeimbangkan antara gas dan rem dengan menginjak setengah kopling, dalam penanganan pandemi ini, antara trend penyebaran covid dan geliat ekonomi.
Terkait dengan program vaksinasi, Mukti menyampaikan masih terdapatnya kendala teologis dan kendala teknis di lapangan, terutama menyangkut ketersediaan vaksin dan kurangnya tenaga vaksinator. “Untuk itu diperlukan segera training singkat, pun kepada mahasiswa Kesehatan”.
Ketua Umum PGI, Pdt Gomar Gultom menyampaikan apresiasi atas kebijakan dan Langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam menanggulangi covid-19. Kepada Presiden, Gultom juga menyampaikan informasi tentang Langkah-langkah yang ditempuh oleh PGI bersama gereja-gereja di Indonesia, antara lain, penyebaran edukasi dan informasi seputar pandemic dan vaksinasi, pengembangan solidaritas dengan sesame khususnya mereka yang terpapar pandemi, baik korban covid maupun perekonomian yang terpuruk, serta upaya gereja dalam mensukseskan program vaksinasi.
Leave a Reply